Dalam hidup memang ada saja hal yang tidak kita perkirakan, ada hal yang tidak kita prediksi, tapi kita bisa setidaknya berjaga-jaga dan melakukan persiapan untuk beberapa hal yang bisa saja terjadi. Sehingga kita bisa lebih siap. Tidak hanya untuk kita, tapi ini juga sangat membantu ke yang lainnya juga. Jadi tidak ada masalah jika kita berasumsi kadang-kadang. Berasumsi sebutuhnya. Ada waktunya. Sehingga kita bisa mempersiapkan diri.
Asumsi Kadang Ada Baiknya Juga Untuk Kita, Tidak Selamanya Negatif
Mungkin orang berpikir kalau asumsi adalah hal yang tidak baik. Orang berpikir bahwa asumsi adalah hal yang negatif. Karena asumsi selalu identik dengan kesan yang negatif. Tapi kadang asumsi juga ada baiknya. Baiknya dalam hal kita bisa memiliki gambaran untuk kedepannya bagaimana. Bagaimana cara kita untuk merespon, menghadapi, dan menjalani, jika ada sesuatu yang terjadi sesuai dengan prediksi kita, sesuai dengan asumsi kita. Asumsi juga membuat kita menjadi orang lebih kritis, lebih teliti, lebih memperhatikan sehingga kita akan menjadi orang yang semakin memperhatikan hal-hal yang ada disekitar kita.
Baik itu hal kecil maupun hal besar sekalipun. Dan asumsi membuat otak kita tetap bekerja, membuat kita terus berpikir, sehingga membentuk suatu sistem di otak kita. Kita secara tidak langsung menjadi seseorang yang mengatasi masalah. Karena saat kita memiliki asumsi, kita akan berpikir bagaimana caranya untuk mengatasinya. Bagaimana caranya untuk kita merespon hal itu jika hal tersebut nantinya benar-benar terjadi. Kita akan mengkalkulasi semuanya. Sehingga membuat kita menjadi lebih kreatif dan lebih dewasa dalam menyingkapi masalah.
Karena kadang kala asumsi juga dibutuhkan. Untuk memperkuat alibimu atau alibi orang lain. Asumsi seperti sebuah penghubung, yang bisa menyatukan atau menghubungkan dari satu kejadian ke kejadian lainnya. Dan itu bisa sangat membantu orang dalam menyelesaikan masalah. Dan asumsi menandakan bahwa nalar kita masih jalan. Dan kita masih memiliki hati, simpati, dan empati. Sehingga kita masih mau berpikir akan sesuatu. Karena saat orang sudah tidak memiliki simpati atau empati, mereka tidak akan bisa berasumsi. Dan mereka akan sangat hambar tanpa ekspresi.